Senin, 09 Januari 2012

Wonderful Day with Survivor Ca

“Nduk, sibuk ga? Ayo anter aku jenguk ibunya tmn lagi sakit Ca”

Itulah awal mula ajakan datang untuk menemui surviver Ca di hari akhir minggu tenang, walaupun esok hari adalah hari pertama UAS dan yang pasti saat itu saya belum siap betul menghadapi hari esok ;)
Tapi.. kesiapan bukan satu-satunya indikator untuk berperang, melainkan ku yakin jalan silaturrahim akan memudahkan perjuangan 
#yang menjadi hobiku sejak kecil bahkan sampai saat ini pun sering menjadi tamu dadakan teman-teman, semoga tak mengganggu :D
Yup, tak ragu sedikit pun diwaktu menjelang pagi itu ku terima ajakan saudariku untuk menjenguk ibu seorang sahabat yang belum q kenal dan inilah jalan yang begitu indah tidak sampai setengah hari q dapati jalan hidup luar biasa skenario Allah yang pastinya terbaik untuk kita dapatkan dan harus kita lalui..

“Nanti kita ke rumah mba nya dulu, baru kita ke rumah ibunya yang sakit.” Ucap temanku diperjalanan motoran kala terik matahari surabaya sedang bersembunyi saat itu, semilir angin menyertai kita ::)Bingung ku dibuatnya, maksudnya? Udah ga serumah lagi mba nya sama ibunya yang sakit itu? “iya, mba nya udah tinggal sendiri ada rumah sendiri” katanya mencoba menjelaskan. O, sudah menikah ya? Pantes beda rumah. “yee bukan, dia tinggal sama mas nya ya maklum lah sudah punya penghasilan sendiri ingin hidup mandiri jadi buat rumah dan tinggal sama mas nya”
Gambaran singkatnya, sebut saja mb zahra ;) beliau adalah anak seorang survivor ca, seorang PNS super lulusan S2, belum genap umurnya 25th tapi sudah mandiri memiliki rumah, sekolah s2 sudah selesai dan menjadi PNS di Pemkot Surabaya. Dan dilengkapi dengan agenda dakwah yang padat sebagai trainer sekaligus sang murabbi. Dan tak lupa birrul walidain dengan orang tua terutama ibu yang sedang terserang Ca.
Tak henti q bergumam “subhanallah” ketika sesampainya di rumah mba zahra bercat hijau, rumah yang anggun berlantai dua dan memiliki tanaman yang hijau sebagai pemanisnya, terlihat 2 kendaraan yang terpampang disisi kanan rumahnya ada avanza putih dan supraX hitam. Luar biasa kataku dalam hati. Tak ragu ku salami tangannya dengan erat bagai saudara yang lama tak berjumpa..Assalamu’alaykum mb, sy octa “wa’alaykum salam de jazakillah udah main kesini” sambut hangatnya “ayo kita ke rumah ibu, ikuti ya,, awas jangan ketinggalan nanti nyasar lagi” sarannya kepada kami yang mengikutinya dari belakang.
Imaji ku tak henti dalam perjalanan menuju rumah ibu, q masih berpikir gimana ya jadi anak yang sukses seperti mba zahra dan pikiranku tertuju pada suatu hal, pasti orang tua beliau orang yang besar dengan rumah yang tak kalah indahnya dengan rumah mb zahra, pantas saja anaknya seperti ini. Terus ku mengimaji selama perjalanan melalui pasar, jalan tikus dan sesampainya di satu gang sisi dan motor mb zahra mengisyaratkan berhenti dan membelokkan diri ke sebuah rumah tersudut gang dan terhimpit diantara rumah-rumah yang sama mininya. “Subhanallah, hatiku mengiris antara haru dan sedih, antara bahagia dan tak tega karena ibu dari seorang mba yang luar biasa itu ada disini, ya.. di rumah yang tak pernah ku bayangkan sebelumnya..”
Ada seorang ibu tua yang menyambut kami dengan salam hangat mempersilahkan kami duduk, wah ibunya segar bugar gini kok apanya yang sakit #gumamku dalam hati, dan ternyata lagi-lagi aku salah itu adalah si mbah putri yang menemani setiap harinya anak semata wayangnya yang sedang menderita Ca, “dimakan de kuenya, sebentar ya mba panggil ibu dulu agak lama karena sulit jalannya” mba zahra memanggil ibunya
Ya, selalu saja mataku tak henti saat melihat sesuatu yang baru ku amati rumah kecil itu dengan seksama disana terpampang foto wisuda mba zahra dengan ibu yang berdiri gagah dan segar, foto si mas saat kecil dan juga tak ketinggalan adalah foto ibu dan bapak dalam pernikahan suci what a wonderful family 

Terdengar suara dari bilik kain yang menjadi penutup dapur dan kamar itu ku lihat ada bapak yang sedang membopong ibu untuk menyambut kami, bersusah payah keluar dari tempat istirahatnya untuk bertemu sang tamu kecil *kami di kala siang itu*
Lagi, hatiku teriris dan ingin menangis ketika ku lihat ibu pucat, kurus dan terlihat sedih. Tapi, ku tak boleh memperlihatkan kesedihan ini ku harus tegar.
Ibu menyapa kami “ini ibu mba zahra nak, begini ini ibu masih ingin hidup, masih mau menimang cucu-cucu ibu nanti” sambil mengusap air matanya dengan kerudung cokelatnya yang menawan.
Temanku sudah gugur, ia menangis kala itu ibu bercerita “beginilah hidup nak, tidak dapat diterka tidak tau salah apa ibu sebelumnya hingga harus menjalani hal ini tapi tak apa ibu tidak takut mati yang ibu ingin hanya khusnul khotimah”
Aku yang menahan air mata hanya dapat mengangguk dan berkata hemat karena takut terlepas dengan sedih mendalam ku melihat ibu dengan langkah tergopoh bahkan duduk tak nyaman karena kaki beliau mengalami atrofi yang menyebabkan kaki kirinya lebih panjang 7cm dari sebelah kirinya.
Lagi ku belajar mengenai hidup,”iya bu tugas kita hanya ikhtiar dan yang penting tetap semangat ya bu selalu berdoa dan jangan menyerah” ku coba memberi motivasi walau ku sendiri sangat teriris mencoba merasakan derita beliau.
Perbincangan kami semakin mencair ketika ibu bersemangat menceritakan hidupnya selama ini “aku ya mb, di rumah kecil ini sudah bangga bisa membuat anak-anakku menjadi orang walau mungkin hanya orang-orangan” sambut candanya pintas “kalaupun aku disuruh pindah ke rumah satunya aku ga akan mau mba, ini rumah kenangan aku dan bapak membesarkan mba zahra dan mas, mba zahra sampai lulus S2 dengan gratis di biayai oleh Pemkot Surabaya, si mas STPDN di jatinangor Jawa Barat dan sekarang juga sudah menjadi PNS” Alhamdulillah dalam hatiku berucap, Engkau ya Rabb telah menciptakan seorang survivor Ca yang luar biasa ibu yang tiada dapat dibalas budinya memberikan hal yang terbaik hanya untuk anak-anaknya.
Ibu penderita Ca Getah Bening itu terus memberikan petuah kehidupan yang sangat indah di setiap cerita jalan hidupnya yang membuatku semakin membuka mata bahwa semua ini hanya titipan dan amanah yang harus kita pegang kuat-kuat untuk bersungguh-sungguh menjadikannya yang terbaik jika memang harus dikembalikan.
“Hidup hanya sementara mba, walau mba zahra sudah punya apa-apa, ibu mau di ajak kemana-kemana bahkan jalan-jalan ke LA tapi ibu ga akan mau karena apa sih yang kita cari di dunia ini? Hanya ridho Allah kan? Ibu hanya berpesan tolong ada untuk ibu, sesibuk apapun itu ingat dengan ibu” beliau kembali menangis karena teringat dengan si putra sulung nya yang gagah itu lama tak mengunjungi nya, dan ibu merasakan kerinduan yang mendalam karenanya dan sekali-kali ia menyesalkan mengapa anakku pergi disaat ku telah menjadikannya dan ku sedang membutuhkannya. Terlihat mb zahra pun menangis,dan menuju berlari ke dapur mengusap tangisnya.

Kembali ku mengangguk dan menatap ibu yang bercerita seolah aku memberikan kekuatan untuk beliau, jangan sedih bu, ibu pasti kuat. Dalam hatiku.
Hal ini juga yang pernah ku dapatkan dari ibuku, beliau takut anak yang menjadi harapan ketika kelak dewasa akan melupakannya. Dan saat itu ku tolak mentah-mentah karena ku anggap mana mungkin anak bisa setega itu dengan orang tuanya. Namun, ku belajar mengenai kehidupan dan Nyata ada dihadapanku, seorang super mom survivor Ca bercerita mengenai anak yang lupa akan ibunya. Miris, semoga kita tidak termasuk ke dalamnya. 

Banyak duka namun syukur tetap mengimbanginga, jika diingat kembali jalan dahulu yang begitu indah bahkan melihat kedua anaknya menjadi "seseorang" pun cukup untuk beliau melihat keberhasilannya yang selalu diiringi dengan tangan-tangan Allah Ta'ala, kesempatan terakhirnya untuk umroh dengan kondisi kaki yang tidak memungkinkan panjang kaki kanan-kiri selisih 7cm dapat beliau gunakan untuk mencium hajar aswad siapa yang dapat menjangkaunya selain Allah berada di sisinya untuk mempermudah

Maka Nikmat Tuhanmu yang mana kah yang kau dustakan?

Sepenggal cerita duka yang membawa kesadaran dan membuka mata bahwa hidup ini tak ada seorang pun yang dapat menjamin kehidupan yang selalu dalam keadaan mudah, maka bersiaplah tabunglah terus amalanmu dimasa kini agar kau siap untuk menghadapi di masa dimana Allah mengujimu..



0 komentar:

Posting Komentar